Tawuran, Dasar PRIMITIF.!!!!

Created by Sirron 27 Nov 2012 0 comments

Tawuran itu orang primitif
Menurut saya tawuran mungkin berasal dari kata “awur” yang berarti membuang sesuatu. Dalam fenomena tawuran yang baru ini hot dipertelevisian sebenarnya telah terjadi sejak jaman ibu saya (sekitar tahun 1970). Jadi tidak heran jika tawuran kini masih ada, karena ada sejarahnya. Mengingat kembali kata awur yakni membuang, dalam tawuran sekelompok pemuda labil (anak remaja, sma, smp, preman, dsbg) membuang sesuatu yakni emosi. Mereka mengekspresikan diri untuk menunjukkan gejala ketidak seimbangan pengambilan keputusan (jiwa labil). Dalam hal ini, siapapun pelakunya maka kecenderungan perilaku tawuran lebih menunjukkan kearah anarkis, mengerikan, amoral, dan primitif.
Pengalaman saya dalam melihat fenomena tawuran dijalan raya, perkampungan, rel kereta api atau di ruang terbuka lainya. Membuka mata saya untuk membagi pelaku anarkis ini kedalam dua kategori yakni kategori orang sebagai selon, dan granadier.
Seorang selon bertugas untuk menekan emosi lawan dengan cara berada di depan gerombolan. Biasanya mereka membawa samurai ukuran 1-2 meter, bambu, kopel (ikat pinggang dengan kepala gear sepeda atau yang lainnya). Barang-barang tersebut biasanya diacungkan kepada lawan, diputar diatas kepada atau digebuk-gebukkan ke jalan. Umumnya si selon hanya akan maju dan mundur ketika terjadi tawuran karena mereka sendiri takut terkena luka bacok, atapun mendapat luka lebab.
Berbeda pula dengan granadier, istilah ini saya sematkan kepada orang yang berada di belakang selon yang tugasnya melempar sesuatu umumnya batu, botol, krat botol, bom molotov. Terkadang juga melemparkan benda seketemu si granadier seperti pot, bambu, sapu, bangku dan sebagainya. Si gradier, umumnya waspada terhadap serangan dari belakang yang mungkin berasal dari lawan ataupun polisi.
Kedua kategori diatas tadi (selon dan granadier) masing-masing menentukan maju-mundurnya kelompok. Fungsi granadier akan terlihat jika lemparan batu intens kepada lawan sehingga lawan menjadi lemah nyali dan memilih untuk mundur. Kemudian si selon bergerak maju kedepan dan berusaha memojokkan lawan sampai akhirnya tawuran usai atau terdapat jatuh korban.
Kembali kepada topik tawuran, bahwasanya tawuran adalah bentuk dari peperangan jaman primitif, pada jaman primitif manusia cenderung menggunakan senjata perang untuk melebarkan kekuasaan. Peristiwa peperangan primitif tersebut sekarang terulang dijaman modern. Itulah yang membuat sebagian manusia modern menjadi resah dan mencari jalan keluar untuk menghentikan tindakan amoral ini. Berbagai strategi telah diterapkan kepada beberapa sekolah yang sering terlibat, sebagian berhasil, sementara yang lainnya tidak.

Pembenaran atas tindakan tawuran tidak benar jika dibiarkan, karena awur juga bisa berarti membuang nyawa, enegri, dan perhatian. Tindakan peperangan primitif ini bagaimanapun harus diberhentiikan. Sejarah dapat kita rubah, begitu juga budaya, baik tawuran ataupun sifat kekerasan yang mengarah kepada perebutan kekuasaan dapat disebut tindakan primitif.


Warga Negara dan Negara -  

ISD SEBAGAI MKDU

Created by Sirron 0 comments


BERSOSIALISASI DENGAN LINGKUNGAN -  

ETIKA PENULISAN DI INTERNET

Created by Sirron 9 Okt 2012 0 comments

Menulis, siapapun pasti pernah menulis baik itu anak-anak, remaja maupun orang yang sudah tua. Menulis bagi sebagian orang mungkin menjadi sebuah hobby yang sangat mengasyikan bahkan bisa menghasilkan uang. Dalam tulisan kita bisa mencurahkan semua isi hati dan kepala kita. Dulu, orang-orang menulis semuanya pada diary. Namun, semakin berkembangnya zaman kebanyakan mereka menulis di internet seperti pada blog, jejaring social, E-mail dll. Akan tetapi menulis juga harus melihat aturan yang berlaku atau biasa disebut etika sehingga tidak merugikan orang lain seperti pencemaran nama baik, penipuan, pemalsuan, pembajakan dll.

Di Negara tercinta Indonesia kita ini hukum tertulis dalam penulisan di internet diatur dalam UU ITE, UU Pers dan KUHP yang bisa menjerat si penulis jika melanggar hukum. Untuk itu diperlukan suatu etika berdasarkan kesadaran moral yang dirasakan penulis sehingga tidak ada kesalahpahaman. Boleh bebas berkreasi asal tidak keluar dari norma – norma yang ada dan berlaku di masyarakat.
berikut ini merupakan etika penulisan di internet yang baik dan benar:
  • Biasakan mencantumkan sumber tulisan
         Pencantuman sumber tulisan sangat penting dilakukan sebagai penghargaan kita terhadap jerih payah orang lain dalam pembuatan artikel yang mereka buat dan sebagai pencegahan dari yang namanya PLAGIAT.
  • Tidak mengandung SARA (Suku, Ras, Agama, dan Golongan)
         Tulisan yang kita buat diharamkan mengandung SARA sehingga tidak menimbulkan konflik antara Suku, Ras, Agama, dan Golongan masyarakat yang ada Indonesia.
  • Tidak berisi konten-konten pornografi
          Pornografi merupakan akar dari masalah kasus-kasus pelecehan seksual yang tetrjadi di masyarakat kita ini. Untuk itu tulisan kita    juga harus bersih dari konten-konten pornografi yang secara tidak langsung kita juga membantu memerangi pornografi.
  • Isi tulisan sangat Kasar
         Isi tulisan berisi kata-kata yang sangat tidak semestinya dapat melanggar norma-norma yang ada di masyarakat sehingga bisa membuat suasana menjadi keruh.
  • Tulisan harus berisi kondisi yang sebenarnya.
            Tulisan harus apa adanya, tidak dikurangi ataupun ditambahkan sehingga dapat merugikan orang lain. Terlebih lagi untuk tulisan  yang berdifat public.
  • Tulisan harus Faktual
             Tulisan yang kita buat harus sesuai dengan fakta yang ada. Kita tidak boleh ngasal atau SOK TAU.
  • Menggunakan EYD yang baik dan benar.
             Menulis harus menggunakan EYD yang baik sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
  • Tulisan harus mempunyai tujuan yang jelas.
Sumber : link sumber

Followers

About Me